Posts

Showing posts from September, 2018

Tanpa Aran

Image
by: Bee Basuki Beringsut lembut kutinggalkan tepi ranjang Tobias terbaring, setelah mengusap titik – titik keringat di keningnya yang masih terasa panas. Pendarahan di ginjalnya berangsur berkurang. Aku masih larut dalam sisa kemarahan kepada teman – temannya yang terlampau menyepelekan keadaannya 3 hari lalu saat air seninya bercampur darah. Sudah semenjak kedatangannya di Jogja beberapa hari lalu, sinusnya memburuk. Dia mengeluh sakit di kepalanya yang tidak juga mereda. Karenanya pula aku memintanya untuk tidak perlu membantuku atau lebih tepatnya tidak merecoki pekerjaanku menyiapkan peti kemas yang harus aku muat segera. Agar dia benar-benar bisa beristirahat. Ketidak-enakan hati kepada ketiga temannya yang ikut serta untuk berlibur di sini, memaksakan mengantar ketiganya berpesta hingga pagi di sebuah nite club pada malam dia mengalami pendarahan pada ginjalnya. Efek dari pemakaian narkotika yang menggila bertahun – tahun sebelum aku mengenalnya. Mungkin karena ketidak-enakan

Bukan Karena Tikus Buta Warna

Image
by: Bee Basuki Alam dan segala isinya, flora dan faunanya, dipersiapkan sedemikian rupa sebelum penciptaan manusia oleh Sang Maha Perencana untuk mendampingi, melengkapi kewujudan manusia melaksanakan tugasnya agar mampu memenuhi  takdir tepat pada waktunya. Menjaga manusia agar terperingatkan untuk senantiasa waspada. Kupu – kupu yang mengabarkan kedatangan akan kebaikan, burung bence yang mengisyaratkan kehilangan bahkan burung kedasih yang mewartakan kedukaan. Sebagai duta dari penciptanya, mereka mengirimnya dengan bahasa mereka, sampai dan tidaknya pesan itu kepada manusia tergantung seberapa ingin dan peduli, membuka diri dan hati untuk menerimanya  sebagai pertanda dini. Pada malam yang sudah dipilihkan, di sela keriuhan malam perayaan kemenangan setelah sebulan menyimbolkan diri untuk menahan segala ingin, bermalam di tempat kelahiran, beberapa perangkat elektronik yang berbeda pemilik, berjajar di tempat yang sama, sedang diisi dayanya. Sang obat liar, the wild medicine