The Rise of Radicalism and Terrorism in Indonesia and Malaysia

By: E-Journal UIN Jakarta

The Rise of Radicalism and Terrorism in Indonesia and Malaysia merupakan artikel yang ditulis oleh M. Zaki Mubarok & Ahmad FauziAbdul Hamid, Artikel ini membahas dinamika radikalisme dan terorisme di Indonesia dan Malaysia dan bagaimana pemerintah dari kedua negara menanggapi munculnya radikalisme dan terorisme. Ini membahas perkembangan terorisme di Asia Tenggara dari periode Darul Islam pada 1950-an hingga Jama'ah Islamiyah pada 2000-an.


Selain itu, ia berpendapat bahwa Indonesia dan Malaysia telah menjadi barometer jaringan terorisme di Asia Tenggara. Radikalisme dan jaringan terorisme juga telah mengubah karakter Islam di Asia Tenggara, dan ini tentu saja menantang masa depan Muslim arus utama di wilayah yang diakui sebagai mempertahankan Islam moderat dan damai. 

Artikel ini berdasarkan wawancara dengan teroris dan mantan tahanan teroris dan pejabat pemerintah di Indonesia dan Malaysia. Ini juga berasal dari analisis buku dan dokumen dari organisasi radikal-jihad dan pemerintah. Ia merekomendasikan kebijakan negara dan masyarakat sipil untuk bersatu dalam mencegah dan melawan radikalisme dan terorisme di Asia Tenggara, terutama di Indonesia dan Malaysia. 

Serangkaian aksi teror yang terjadi sekitar dekade terakhir telah menjadikan Indonesia dan Malaysia sebagai salah satu negara yang mendapat "sinar merah" dari dunia internasional. Di wilayah Asia, Indonesia dan Malaysia telah menjadi dua area terpenting dalam studi terorisme dan radikalisme agama. 

Mengacu pada Global Terrorism Database (2007), dari total 421 aksi terorisme yang tercatat di Indonesia dari tahun 1970 hingga 2007, lebih dari 90% tindakan terorisme terjadi selama tahun-tahun tak lama sebelum Suharto turun hingga memasuki era demokrasi. 

Selain itu, jenis terorisme yang merupakan "serangan fatal" juga mengalami peningkatan serius pada periode itu. Ini termasuk penggunaan metode baru dalam melakukan teror, yaitu bom bunuh diri (serangan bunuh diri), yang sebelumnya hampir tidak pernah terjadi. Sejak insiden teror bom Bali I yang menewaskan 202 orang hingga 2013, setidaknya 12 bom bunuh diri telah terjadi. Menanggapi aksi teror ini, hingga pertengahan 2014 pemerintah telah menetapkan lebih dari 900 teroris dan sekitar 90 tersangka teroris terbunuh (Menkopulhukam, 2014). 

Keterlibatan kelompok-kelompok Islam radikal dalam aksi-aksi terroris sama sekali bukan fenomena baru dalam sejarah politik di negara. Di balik banyak aksi teror yang telah berlangsung hampir satu dekade dan setengah setelah reformasi, kita dapat mengeksplorasi serangkaian pergolakan politik dan agama yang panjang yang telah terjadi sejak periode formatif pembentukan republik ini hingga sesudahnya, yang dapat dilihat sebagai akar radikalisme Islam hari ini.

Artikel lengkapnya kalian dapat mengaksesnya di --> http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/risea/article/view/9645/5000

Comments

Popular posts from this blog

Bukan Karena Tikus Buta Warna

Pengaruh Syair Di Zaman Jahiliyah Terhadap Syair Di Zaman Amawiyah

Fasilitas dan Layanan Perpustakaan Utama UINJKT